Pengaruh kenaikan harga BBM terhadap Perekonomian
Indonesia
Pengaruh kenaikan harga BBM terhadap Perekonomian
Indonesia
Pada
kesempatan kali ini saya akan membahas tentang pengaruh kenaikan BBM terhadap
perekonomian Indonesia, yang akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, naiknya
biaya distribusi dan menaikan juga inflasi. Hal ini jg menyebabkan harga
barang-barang menjadi lebih mahal, daya beli merosot, kerena penghasilan tetap.
shg kesejahteraan terganggu, hal ini aka mempengaruhi segala kegiatan jual beli
yang berdampak terhadap kondisi perekonomian makro di Indonesia.
Dalam waktu
dekat pemerintah tercinta akan menaikkan lagi harga bahan bakar minyak (BBM).
Berbagai alasan disampaikan pemerintah mengenai kebijakan ini. Salah satunya
anggaran negara yang tak sanggup lagi menanggung subsidi BBM. Berbagai kalangan
langsung menolak kebijakan ini. Yang menjadi permasalahan sebenarnya bukan
mengenai naiknya harga BBM, tetapi masyarakat belum terlayani dengan baik. BBM
yang langka, jalan yang tidak memadai di berbagai daerah, biaya kesehatan yang mahal,
banyaknya pengangguran, buruh yang tak kunjung sejahtera, korupsi merajalela
dan pendidikan yang tidak berkualitas adalah beberapa contoh masih gagalnya
pemerintah melayani rakyatnya. Jika pemerintah sukses melayani rakyat,
sepertinya tidak akan ada yang menolak apabila harga BBM dinaikkan.
Rencana
pemerintah untuk menaikkan harga BBM yang terkesan mengacu kepada harga minyak
dunia juga dinilai bertentangan dengan konstitusi. Terutama Undang-Undang
Minyak dan Gas Pasal 28 ayat (f) tentang harga BBM di dalam negeri tidak boleh
mengacu pada harga minyak dunia. Namun sebagian besar anggota DPR yang
seharusnya sebagai penyambung lidah rakyat malah menerima rencana pemerintah
yang satu ini. Wajar ini terjadi karena presiden dan mayoritas anggota DPR merupakan
kader partai-partai yang tergabung dalam suatu koalisi gabungan. Jadi biasanya
apapun kebijakan yang dilakukan sang presiden, mayoritas anggota DPR pasti
menerimanya.
Namun saya akan menarik kesimpulan secara obyektif bahwa di samping kenaikan harga BBM pasti ada adampak positif dan negative nya, sbb :
A. Dampak Positif
• Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternatif
Seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai bahan bakar alternatif baru. Yang sudah di kenal oleh masyarakat luas adalah BBG (Bahan Bakar Gas). Harga juga lebih murah dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi. Ada juga bahan bakar yang terbuat dari kelapa sawit. Tentunya bukan hal sulit untuk menciptakan bahan bakar alternatif mengingat Indonesia adalah Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Selain itu, akan muncul juga berbagai kendaraan pengganti yang tidak menggunakan BBM, misalnya saja mobil listrik, mobil yang berbahan bakar gas, dan kendaraan lainnya.
• Pembangunan Nasional akan lebih pesat
Pembangunan nasional akan lebih pesat karena dana APBN yang awalnya digunakan untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka subsidi dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam pembangunan di berbagai wilayah hingga ke seluruh daerah.
• Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat diminimalisasi.
• Mengurangi Pencemaran Udara
Jika harga BBM mengalami kenaikan, masyarakat akan mengurangi pemakaian bahan bakar. Sehingga hasil pembuangan dari bahan bakar tersebut dapat berkurang, dan akan berpengaruh pada tingkat kebersihan udara.
B. Dampak negatif
• Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal.
Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya biaya produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.
• Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan berdampak bagi perekonomian khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah)
• Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga bahan, beban transportasi dll.
• Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan terputus.
• Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran. Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan akan terjadi PHK.
•
Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional
Kenaikan harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi. Dampak dari terjadinya inflasi terhadap perekonomian nasional adalah sebagai berikut:
1. Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di masyarakat,
2. Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam masyarakat,
3. Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.
Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan
investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi
inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu.
Orang
menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan
produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap
seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan
kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi
semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Sementara
dampak inflasi bagi masyarakat, ada yang merasa dirugikan dan ada juga yang
diuntungkan. Golongan masyarakat yang dirugikan adalah golongan masyarakat yang
berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan hartanya dalam bentuk uang, dan
para kreditur. Sementara golongan masyarakat yang diuntungkan adalah kaum
spekulan, para pedagang dan industriawan, dan para debitur.
Rencana
kebijakan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang sedang
disusun pemerintah juga dijadikan alasan pemerintah untuk melindungi rakyat
tidak mampu dari dampak inflasi yang terjadi pasca kenaikan harga BBM
bersubsidi. Bisa dibayangkan bila hal ini terjadi. Proses pembagian bantuan
langsung dilapangan yang selama ini dilakukan pemerintah tidak manusiawi dan
rentan akan praktek korupsi bisa terulang kembali. Belum lagi dijadikan ajang
kepentingan politik beberapa pihak menjelang pemilu yang dapat merusak
demokrasi. Disamping itu bantuan ini bukan berarti menghapuskan beban kehidupan
masyarakat nantinya.
Pengaruh Kenaikan Harga BBM Terhadap Perekonomian
Indonesia
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi
energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan
dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks)
dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di
udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi
eksotermal dan reaksi nuklir
(seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk
di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling
sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam
radioaktif.
Indonesia di
kenal sedbagai salah satu Negara penghasil minyak bumi di dunia. Bahkan
Indonesia pernah tergabung dalam organisasi perminyakan dunia (OPEC). Dalam
organisasi tersebut, Indonesia tergabung dengan negara-negara di dunia
diantaranya adalah Arab Saudi, Rusia, Amerika Serikat, Iran,
Meksiko, Republik Rakyat China, Kanada, Norwegia, Uni Emirat Arab, Venezuela,
Kuwait, Nigeria, Aljazair, dan Brazil.
Negara
Indonesia juga dikenal dengan salah satu penghasil minyak dunia, namun saat ini
merupakan salah satu negara pengimpor minyak tersebut. Hal ini disebabkan karena
tiap tahun produksi minyak Indonesia semakin berkurang, sedangkan minat
masyarakat semakin bertambah akan konsumsi minyak atau BBM tersebut. Sehingga
kenaikan harga minyak menjadi momok yang sangat menakutkan bagi Indonesia ini.
Selama ini pemerintah harus mengeluarkan dana subsidi untuk BBM yang diambil
dari APBN, sehingga kita dapat membeli BBM dengan murah akibat adanya subsidi
BBM tersebut. Tetapi dengan naiknya harga minyak di dunia pemerintah tidak
dapat menjual BBM kepada masyarkat dengan harga yang sama dengan harga yang
sebelumnya karena hal itu dapat menyebabkan pengeluaran APBN untuk subsidi BBM
semakin tinggi, dan hal ini dapat membuat kacaunya RAPBN yang telah dirumuskan
oleh pemerintah sebelumnya. Maka pemerintah mengambil kebijakan untuk menaikan
harga BBM. Terdapat empat faktor yang menyebabkan harga minyak naik pada saat
ini antara lain :
1. Invasi Amerika kepada Irak , ini
menyebabkan ladang minyak di Irak tidak dapat berfungsi secara optimal sehingga
supply minyak menurun.
2. Permintaan minyak yang cukup
besar dari negara China & India.
3. Badai katrina dan badai rita yang
melanda daerah Amerika Serikat dan merusak kegiatan produksi yang berada di
daerah teluk Meksiko.
4.Ketidakmampuan OPEC menstabilkan
harga minyak dunia.
Menurut
pandangan ekonom OCBC, berdasarkan pengalaman di Maret dan Oktober 2005 dan
juga Mei 2008, sebenarnya dampak kenaikan BBM terhadap laju pertumbuhan ekonomi
terlihat sangat minim dan bisa jadi dianggap tidak ada dampak sama sekali. Jika
memang pemerintah jadi menaikan harga BBM bersubsidi ini ke Rp 6000 per liter
(33 persen lebih tinggi dari harga sekarang), terdapat kemungkinan yang tinggi
kalau tingkat inflasi rata-rata untuk tahun ini mencapai sekitar 6,8 persen
jauh lebih tinggi dari target BI di 3,5-5,5 persen. Selanjutnya, hal ini
biasanya akan membuat adanya respons dari BI dengan kenaikan suku bunga BI
rate, seperti yang juga terjadi di tahun 2005 dan 2008. Secara teori, ini
biasanya mengakibatkan adanya aksi sell-off, terutama di pasar obligasi yang
bisa membuat Rupiah juga ikut melemah. Walau bagaimana pun, kita juga
perlu sadari bahwa pengurangan subsidi BBM ini merupakan satu langkah yang
secara fundamental sebenarnya sangat positif untuk Indonesia. Bukan tidak
mungkin Rupiah nantinya malah akan menguat cukup signifikan, apalagi kalau
kebijakan ini berhasil untuk membantu posisi current account Indonesia.
PT Bursa
Efek Indonesia (BEI) pun menilai kenaikan harga BBM bersubsidi menjadi Rp 6.500
per liter tidak akan berdampak negatif terhadap kinerja Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Direksi Bursa berharap pemerintah segera merealisasikan
kepastian penetapan harga BBM bersubsidi agar tidak berdampak negatif terhadap
perekonomian Indonesia. Ito Warsito, Direktur Utama BEI, mengatakan pelaku
industri pasar modal dan investor sebenarnya sudah mengantisipasi kenaikan dan
pengaruhnya terhadap laju inflasi domestik. Akan tetapi, yang dikeluhkan pelaku
pasar modal adalah proses penetapan harga BBM yang berlarut-larut akan
menciptakan ketidakpastian terhadap iklim investasi di Indonesia.
Ketidakpastian ini justru akan berdampak negatif karena pada akhirnya terjadi
penimbunan BBM dan kelangkaan bahan bakar di beberapa daerah. Keputusan
penetapan harga BBM harus dilakukan dengan cepat apakah jadi dinaikkan atau
tidak karena hal itu akan lebih positif dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Kenaikan harga BBM juga telah didukung oleh banyak elemen masyarakat ekonomi di
Indonesia seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) maupun Kamar Dagang dan
Industri (Kadin). Artinya pelaku industri mengapresiasi positif rencana
kenaikan harga BBM karena dapat memperbaiki struktur ekonomi Indoensia,
memperbaiki defisit perdagangan, dan mengurangi defisit fiskal. Di satu sisi,
kenaikan harga BBM memang akan meningkatkan biaya operasional perusahaan. Akan
tetapi kalangan pengusaha pasti sudah mempersiapkannya dan memperhitungkan
seberapa besar dampak kenaikan harga BBM tersebut. Dengan
naiknya harga minyak dunia yang tinggi, membuat pemerintah kesusahan untuk
memberi subsidi yang tinggi pula terhadap BBM. Maka ada beberapa program yang
dapat diambil dalam rangka mengurangi dan menekan penggunaan BBM, anatara lain:
1. Program penghematan anggaran dan
konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) telah dicanangkan sebagai salah satu cara
untuk menahan beban lonjakan harga minyak mentah dunia terhadap APBN 2008
Menurut Anggito Abimayu (kepala Badan Kebijakan Fiskal), langkah pengamanan
APBN yang diperlukan anatar lain optimalisasi penerimaan, anggaran belanja dan
efesiensi PLN dan pertamina. Seandainya program tersebut tidak berjalan dan
tidak mampu mengurangi tekanan, maka mau tidak mau, kenaikan haraga BBM
terutama BBM bersubsidi perlu dan harus dilakaukan. Langkah program penghematan
tersebut harus dibarengi dengan pengendalian konsumsi BBM dan penghematan
lainnya. Salah satu pengehematan lainnya melalui penghematan energi di seluruh
kementrian dan lemabaga pemerintah antara lain dengan mengganti semua lampu
kantor-kantor pemerintaha dengan lampu hemat energi.
2. Alternatif energi berikutnya yang
tersedia dan dapat digunakan sebagai bahan bakar yakni BBG Namun itupun
sayangnya saat ini tidak memberikan pilihan kepada konsumen karena keterbatasan
sarana. Fasilitas yang tersedia saja semakin lama bukannya semakin bertambah
melainkan semakin berkurang, ditambah lagi tidak adanya insentif yang diberikan
oleh pemerintah bagi para penggunanya.
3. Langkah lainnya yakni dengan
menganjurkan kepada industri mobil untuk mendesain kendaraan dalam bentuk yang
lebih kecil bermesin 4 cylinder, compact, aerodinamis dan light. Begitu gencar
kampanye efisiensi energi oleh pemerintah, pabrik kendaraan bermotor mempunyai
orientasi yang mengindikasikan good mileage yang artinya rasio penggunaan bahan
bakar setiap satu gallon akan memberikan jarak tempuh yang lebih jauh dibandingkan
dengan kendaraan sebelumnya yang bermesin 6 atau 8 cylinder sehingga dapat
memberikan keuntungan ekonomi bagi para pemakainya.
Ada beberapa rekomendasi kebijakan
yang dapat diambil pemerintah, diantaranya :
1. Sebagai upaya untuk mengurangi
ketergantungan terhadap impor minyak, pemerintah seharusnya berupaya untuk
meningkatkan produksi minyak nasional dengan perbaikan iklim investasi di sektor
pertambangan minyak sehingga mampu menggairahkan kegiatan eksplorasi dan
eksplitasi minyak bumi.
2. Untuk meningkatkan kepercayaan
publik, pemerintah seharusnya melakukan pembenahan dan audit Pertamina.
3. Upaya untuk menolong dunia usaha
yang kian terpuruk akibat kenaikan BBM, maka pemerintah dapat melakukan:
penghapusan ekonomi biaya tinggi, penghapusan berbagai pungutan resmi maupun
tidak resmi, penyederhanaan rantai perijinan.
4. Pemerintah harus bersikap dan
bertindak tegas terhadap pengusaha yang menggeser kenaikan harga BBM dengan
menaikkan harga secara tidak wajar dan tidak didukung data yang kuat.
5. Kenaikan kebutuhan bahan pokok
dapat meningkatkan kemiskinan secara tajam, oleh karena itu pemerintah
seharusnya mampu mengendalikan harga kebutuhan pokok ditingkat yang wajar
sehingga tidak memberatkan kalangan konsumen miskin dan kalangan petani sebagai
produsen.
6. Pengalihan subsidi BBM ke subsidi
langsung sebaiknya diarahkan kearah kegiatan yang bersifat produktif, jangka
panjang, berkelanjutan dan mampu meningkatkan kapasitas modal manusia seperti
program padat karya, pengembangan usaha kecil menengah, pendidikan dasar dan
kesehatan.
7. Raskin dan Subsidi Tunai Langsung
secara masif seperti saat ini harus diposisikan sebagai Jaring Pengaman Sosial
yang bersifat emergency dan sementara. Subsidi Langsung Tunai untuk selanjutnya
seharusnya diberikan kepada kelompok usia non-produktif diatas 60 tahun yang miskin
sebagai Jaminan Sosial. Sedangkan kelompok miskin usia produktif diarahkan
untuk berusaha dan bekerja.
8. Walaupun pencabutan subsidi BBM
secara teori ekonomi memiliki argumentasi yang kuat, pemerintah juga harus
memperhatikan faktor sosial dan politik akibat pencabutan subsidi BBM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar