Rabu, 13 November 2013

MAKRO EKONOMI



Pengaruh kenaikan harga BBM terhadap Perekonomian Indonesia
Pengaruh kenaikan harga BBM terhadap Perekonomian Indonesia

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang pengaruh kenaikan BBM terhadap perekonomian Indonesia, yang akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, naiknya biaya distribusi dan menaikan juga inflasi. Hal ini jg menyebabkan harga barang-barang menjadi lebih mahal, daya beli merosot, kerena penghasilan tetap. shg kesejahteraan terganggu, hal ini aka mempengaruhi segala kegiatan jual beli yang berdampak terhadap kondisi perekonomian makro di Indonesia.

Dalam waktu dekat pemerintah tercinta akan menaikkan lagi harga bahan bakar minyak (BBM). Berbagai alasan disampaikan pemerintah mengenai kebijakan ini. Salah satunya anggaran negara yang tak sanggup lagi menanggung subsidi BBM. Berbagai kalangan langsung menolak kebijakan ini. Yang menjadi permasalahan sebenarnya bukan mengenai naiknya harga BBM, tetapi masyarakat belum terlayani dengan baik. BBM yang langka, jalan yang tidak memadai di berbagai daerah, biaya kesehatan yang mahal, banyaknya pengangguran, buruh yang tak kunjung sejahtera, korupsi merajalela dan pendidikan yang tidak berkualitas adalah beberapa contoh masih gagalnya pemerintah melayani rakyatnya. Jika pemerintah sukses melayani rakyat, sepertinya tidak akan ada yang menolak apabila harga BBM dinaikkan.

Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM yang terkesan mengacu kepada harga minyak dunia juga dinilai bertentangan dengan konstitusi. Terutama Undang-Undang Minyak dan Gas Pasal 28 ayat (f) tentang harga BBM di dalam negeri tidak boleh mengacu pada harga minyak dunia. Namun sebagian besar anggota DPR yang seharusnya sebagai penyambung lidah rakyat malah menerima rencana pemerintah yang satu ini. Wajar ini terjadi karena presiden dan mayoritas anggota DPR merupakan kader partai-partai yang tergabung dalam suatu koalisi gabungan. Jadi biasanya apapun kebijakan yang dilakukan sang presiden, mayoritas anggota DPR pasti menerimanya.

Namun saya akan menarik kesimpulan secara obyektif bahwa di samping kenaikan harga BBM pasti ada adampak positif dan negative nya, sbb :

A. Dampak Positif

• Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternatif
Seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai bahan bakar alternatif baru. Yang sudah di kenal oleh masyarakat luas adalah BBG (Bahan Bakar Gas). Harga juga lebih murah dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi. Ada juga bahan bakar yang terbuat dari kelapa sawit. Tentunya bukan hal sulit untuk menciptakan bahan bakar alternatif mengingat Indonesia adalah Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Selain itu, akan muncul juga berbagai kendaraan pengganti yang tidak menggunakan BBM, misalnya saja mobil listrik, mobil yang berbahan bakar gas, dan kendaraan lainnya.

• Pembangunan Nasional akan lebih pesat
Pembangunan nasional akan lebih pesat karena dana APBN yang awalnya digunakan untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka subsidi dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam pembangunan di berbagai wilayah hingga ke seluruh daerah.

• Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat diminimalisasi.

• Mengurangi Pencemaran Udara
Jika harga BBM mengalami kenaikan, masyarakat akan mengurangi pemakaian bahan bakar. Sehingga hasil pembuangan dari bahan bakar tersebut dapat berkurang, dan akan berpengaruh pada tingkat kebersihan udara.

B. Dampak negatif

• Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal.
Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya biaya produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.

• Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan berdampak bagi perekonomian khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah)

• Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga bahan, beban transportasi dll.

• Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan terputus.
• Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran. Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan akan terjadi PHK.

 Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional
Kenaikan harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi. Dampak dari terjadinya inflasi terhadap perekonomian nasional adalah sebagai berikut:

1. Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di masyarakat,
2. Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam masyarakat,
3. Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. 

Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Sementara dampak inflasi bagi masyarakat, ada yang merasa dirugikan dan ada juga yang diuntungkan. Golongan masyarakat yang dirugikan adalah golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan hartanya dalam bentuk uang, dan para kreditur. Sementara golongan masyarakat yang diuntungkan adalah kaum spekulan, para pedagang dan industriawan, dan para debitur.

Rencana kebijakan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang sedang disusun pemerintah juga dijadikan alasan pemerintah untuk melindungi rakyat tidak mampu dari dampak inflasi yang terjadi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi. Bisa dibayangkan bila hal ini terjadi. Proses pembagian bantuan langsung dilapangan yang selama ini dilakukan pemerintah tidak manusiawi dan rentan akan praktek korupsi bisa terulang kembali. Belum lagi dijadikan ajang kepentingan politik beberapa pihak menjelang pemilu yang dapat merusak demokrasi. Disamping itu bantuan ini bukan berarti menghapuskan beban kehidupan masyarakat nantinya.




Pengaruh Kenaikan Harga BBM Terhadap Perekonomian Indonesia

Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif.
Indonesia di kenal sedbagai salah satu Negara penghasil minyak bumi di dunia. Bahkan Indonesia pernah tergabung dalam organisasi perminyakan dunia (OPEC). Dalam organisasi tersebut, Indonesia tergabung dengan negara-negara di dunia diantaranya adalah  Arab Saudi, Rusia, Amerika Serikat, Iran, Meksiko, Republik Rakyat China, Kanada, Norwegia, Uni Emirat Arab, Venezuela, Kuwait, Nigeria, Aljazair, dan Brazil.
Negara Indonesia juga dikenal dengan salah satu penghasil minyak dunia, namun saat ini merupakan salah satu negara pengimpor minyak tersebut. Hal ini disebabkan karena tiap tahun produksi minyak Indonesia semakin berkurang, sedangkan minat masyarakat semakin bertambah akan konsumsi minyak atau BBM tersebut. Sehingga kenaikan harga minyak menjadi momok yang sangat menakutkan bagi Indonesia ini. Selama ini pemerintah harus mengeluarkan dana subsidi untuk BBM yang diambil dari APBN, sehingga kita dapat membeli BBM dengan murah akibat adanya subsidi BBM tersebut. Tetapi dengan naiknya harga minyak di dunia pemerintah tidak dapat menjual BBM kepada masyarkat dengan harga yang sama dengan harga yang sebelumnya karena hal itu dapat menyebabkan pengeluaran APBN untuk subsidi BBM semakin tinggi, dan hal ini dapat membuat kacaunya RAPBN yang telah dirumuskan oleh pemerintah sebelumnya. Maka pemerintah mengambil kebijakan untuk menaikan harga BBM. Terdapat empat faktor yang menyebabkan harga minyak naik pada saat ini antara lain :
1. Invasi Amerika kepada Irak , ini menyebabkan ladang minyak di Irak tidak dapat berfungsi secara optimal sehingga supply minyak menurun.
2. Permintaan minyak yang cukup besar dari negara China & India.
3. Badai katrina dan badai rita yang melanda daerah Amerika Serikat dan merusak kegiatan produksi yang berada di daerah teluk Meksiko.
4.Ketidakmampuan OPEC menstabilkan harga minyak dunia.
Menurut pandangan ekonom OCBC, berdasarkan pengalaman di Maret dan Oktober 2005 dan juga Mei 2008, sebenarnya dampak kenaikan BBM terhadap laju pertumbuhan ekonomi terlihat sangat minim dan bisa jadi dianggap tidak ada dampak sama sekali. Jika memang pemerintah jadi menaikan harga BBM bersubsidi ini ke Rp 6000 per liter (33 persen lebih tinggi dari harga sekarang), terdapat kemungkinan yang tinggi kalau tingkat inflasi rata-rata untuk tahun ini mencapai sekitar 6,8 persen jauh lebih tinggi dari target BI di 3,5-5,5 persen. Selanjutnya, hal ini biasanya akan membuat adanya respons dari BI dengan kenaikan suku bunga BI rate, seperti yang juga terjadi di tahun 2005 dan 2008.  Secara teori, ini biasanya mengakibatkan adanya aksi sell-off, terutama di pasar obligasi yang bisa membuat Rupiah juga ikut melemah. Walau bagaimana pun, kita juga perlu sadari bahwa pengurangan subsidi BBM ini merupakan satu langkah yang secara fundamental sebenarnya sangat positif untuk Indonesia. Bukan tidak mungkin Rupiah nantinya malah akan menguat cukup signifikan, apalagi kalau kebijakan ini berhasil untuk membantu posisi current account Indonesia.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pun menilai kenaikan harga BBM bersubsidi menjadi Rp 6.500 per liter tidak akan berdampak negatif terhadap kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Direksi Bursa berharap pemerintah segera merealisasikan kepastian penetapan harga BBM bersubsidi agar tidak berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Ito Warsito, Direktur Utama BEI, mengatakan pelaku industri pasar modal dan investor sebenarnya sudah mengantisipasi kenaikan dan pengaruhnya terhadap laju inflasi domestik. Akan tetapi, yang dikeluhkan pelaku pasar modal adalah proses penetapan harga BBM yang berlarut-larut akan menciptakan ketidakpastian terhadap iklim investasi di Indonesia. Ketidakpastian ini justru akan berdampak negatif karena pada akhirnya terjadi penimbunan BBM dan kelangkaan bahan bakar di beberapa daerah. Keputusan penetapan harga BBM harus dilakukan dengan cepat apakah jadi dinaikkan atau tidak karena hal itu akan lebih positif dalam jangka pendek dan jangka panjang. Kenaikan harga BBM juga telah didukung oleh banyak elemen masyarakat ekonomi di Indonesia seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) maupun Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Artinya pelaku industri mengapresiasi positif rencana kenaikan harga BBM karena dapat memperbaiki struktur ekonomi Indoensia, memperbaiki defisit perdagangan, dan mengurangi defisit fiskal. Di satu sisi, kenaikan harga BBM memang akan meningkatkan biaya operasional perusahaan. Akan tetapi kalangan pengusaha pasti sudah mempersiapkannya dan memperhitungkan seberapa besar dampak kenaikan harga BBM tersebut. Dengan naiknya harga minyak dunia yang tinggi, membuat pemerintah kesusahan untuk memberi subsidi yang tinggi pula terhadap BBM. Maka ada beberapa program yang dapat diambil dalam rangka mengurangi dan menekan penggunaan BBM, anatara lain:
1. Program penghematan anggaran dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) telah dicanangkan sebagai salah satu cara untuk menahan beban lonjakan harga minyak mentah dunia terhadap APBN 2008 Menurut Anggito Abimayu (kepala Badan Kebijakan Fiskal), langkah pengamanan APBN yang diperlukan anatar lain optimalisasi penerimaan, anggaran belanja dan efesiensi PLN dan pertamina. Seandainya program tersebut tidak berjalan dan tidak mampu mengurangi tekanan, maka mau tidak mau, kenaikan haraga BBM terutama BBM bersubsidi perlu dan harus dilakaukan. Langkah program penghematan tersebut harus dibarengi dengan pengendalian konsumsi BBM dan penghematan lainnya. Salah satu pengehematan lainnya melalui penghematan energi di seluruh kementrian dan lemabaga pemerintah antara lain dengan mengganti semua lampu kantor-kantor pemerintaha dengan lampu hemat energi.
2. Alternatif energi berikutnya yang tersedia dan dapat digunakan sebagai bahan bakar yakni BBG Namun itupun sayangnya saat ini tidak memberikan pilihan kepada konsumen karena keterbatasan sarana. Fasilitas yang tersedia saja semakin lama bukannya semakin bertambah melainkan semakin berkurang, ditambah lagi tidak adanya insentif yang diberikan oleh pemerintah bagi para penggunanya.
3. Langkah lainnya yakni dengan menganjurkan kepada industri mobil untuk mendesain kendaraan dalam bentuk yang lebih kecil bermesin 4 cylinder, compact, aerodinamis dan light. Begitu gencar kampanye efisiensi energi oleh pemerintah, pabrik kendaraan bermotor mempunyai orientasi yang mengindikasikan good mileage yang artinya rasio penggunaan bahan bakar setiap satu gallon akan memberikan jarak tempuh yang lebih jauh dibandingkan dengan kendaraan sebelumnya yang bermesin 6 atau 8 cylinder sehingga dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi para pemakainya.

Ada beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat diambil pemerintah, diantaranya :
1. Sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak, pemerintah seharusnya berupaya untuk meningkatkan produksi minyak nasional dengan perbaikan iklim investasi di sektor pertambangan minyak sehingga mampu menggairahkan kegiatan eksplorasi dan eksplitasi minyak bumi.
2. Untuk meningkatkan kepercayaan publik, pemerintah seharusnya melakukan pembenahan dan audit Pertamina.
3. Upaya untuk menolong dunia usaha yang kian terpuruk akibat kenaikan BBM, maka pemerintah dapat melakukan: penghapusan ekonomi biaya tinggi, penghapusan berbagai pungutan resmi maupun tidak resmi, penyederhanaan rantai perijinan.
4. Pemerintah harus bersikap dan bertindak tegas terhadap pengusaha yang menggeser kenaikan harga BBM dengan menaikkan harga secara tidak wajar dan tidak didukung data yang kuat.
5. Kenaikan kebutuhan bahan pokok dapat meningkatkan kemiskinan secara tajam, oleh karena itu pemerintah seharusnya mampu mengendalikan harga kebutuhan pokok ditingkat yang wajar sehingga tidak memberatkan kalangan konsumen miskin dan kalangan petani sebagai produsen.
6. Pengalihan subsidi BBM ke subsidi langsung sebaiknya diarahkan kearah kegiatan yang bersifat produktif, jangka panjang, berkelanjutan dan mampu meningkatkan kapasitas modal manusia seperti program padat karya, pengembangan usaha kecil menengah, pendidikan dasar dan kesehatan.
7. Raskin dan Subsidi Tunai Langsung secara masif seperti saat ini harus diposisikan sebagai Jaring Pengaman Sosial yang bersifat emergency dan sementara. Subsidi Langsung Tunai untuk selanjutnya seharusnya diberikan kepada kelompok usia non-produktif diatas 60 tahun yang miskin sebagai Jaminan Sosial. Sedangkan kelompok miskin usia produktif diarahkan untuk berusaha dan bekerja.

8. Walaupun pencabutan subsidi BBM secara teori ekonomi memiliki argumentasi yang kuat, pemerintah juga harus memperhatikan faktor sosial dan politik akibat pencabutan subsidi BBM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar